Dengan Program POLRI Mengajar Bisa Menciptakan Generasi Yang Anti Korupsi

Wadir Reskrimsus Polda Metro Jaya, AKBP Eko Prasetyo Robbyanto SIK, MPICT, MISS

JAKARTA, ikagawanews.id  – Polri hadir ditengah-tengah masyarakat dengan memberikan pengayoman, perlindungan, dan pelayanan dengan program “POLRI Mengajar.” Yang merupakan salah bentuk kontribusi nyata Polri kepada masyatakat.

Wadir Reskrimsus Polda Metro Jaya, AKBP Eko Prasetyo Robbyanto SIK, MPICT, MISS menjelaskan bahwa Program POLRI Mengajar ini berjalan diawali dari kegalauan masyarakat maupun penyidik terhadap masifnya penggunaan gawai yang berujung pada perbuatan konyol. Seperti konten menyetop truk, konten menjual organ tubuh temannya dan banyak lagi perbuatan yang diluar nalar, serta maraknya tindak pidana korupsi yang terjadi di Indonesia dan dianggap merupakan hal yang biasa.

“Selain tupoksi penegakkan hukum, Ditreskrimsus Polda Metro Jaya juga ingin melakukan tupoksi perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat melalui pencegahan secara massif untuk menyiapkan anak-anak usia sekolah selaku generasi muda agar cerdas dalam bergawai sehingga terhindar dari berbagai penyalahgunaan gawai maupun menjadi korban gawai ataupun gangguan kesehatan mental akibat gawai, serta membentuk generasi mendatang yang berkarakter anti korupsi,” ujar AKBP Eko Prasetyo Robbyanto.

Adapun benang merah antara kemajuan teknologi siber dan tindak pidana korupsi dikarenakan pada dasarnya kemudahan dalam e-commerce menyebabkan perubahan prilaku gaya hidup pada masyarakat dalam berbagai level usia, sosial, dan ekonomi.

“Perilaku hedonis sudah menjangkiti seluruh lapisan masyarakat saat ini akibat kemudahan berbelanja secara online yang ditandai banyaknya pembelian barang barang yang sebenarnya bukan kebutuhan melainkan hanya keinginan saja dari pembeli yang berasal dari berbagai level strata sosial maupun ekonomi,” jelas Wadir Reskrimsus Polda Metro Jaya.

Pada tahapan penyalahgunaan gawai yang tidak cerdas akan berimplikasi pada prilaku koruptif, yang dieksklarasi penyebarannya melalui berbagai platform informasi di media sosial akan sangat mempengaruhi budaya generasi mendatang. Selama ini sudah ada kegiatan secara parsial dan insidentil dalam memberikan sosialisasi cerdas dalam bergawai dan penanaman karakter anti korupsi, namun karena belum adanya kesinambungan dan kurangnya amplifikasi maka hasil dari kegiatan tersebut tidak terasa.

“Untuk itu Ditreskrimsus bersama Pemprov DKI Jakarta berkolaborasi untuk menjadikan materi yang terkait dengan Cerdas Dalam Bergawai dan Penanaman Karakter Anti Korupsi menjadi sebuah pelajaran ekstrakurikuler muatan lokal wajib bagi SMA dan SMK di 5 wilayah Kotamadya pada Provinsi DKI Jakarta,” tambah AKNP Eko.

Atas hal tersebut telah di berikan jadwal mengajar pagi Polisi personel Ditreskrimsus untuk mengajar di SMA dan SMK di Jakarta setidaknya untuk minimal 8 bulan ke depan dengan pemberian materi 1 minggu 1 kali yang durasi waktunya setara dengan 3 jam mata pelajaran.

Jika kolaborasi ini berdampak baik, maka nantinya pemberian materi pelajaran ekstrakurikuler ini bisa di enhanced dengan materi lainnya seperti Narkoba, Disiplin Berlalu Lintas maupun kenakalan Remaja seperti Tawuran yang akan melibatkan satker satker lain di Polda Metro Jaya.

Pada akhir bulan Februari setelah dilakukan beberapa kali giat Polri mengajar maka akan di agendakan Launching oleh Bapak PJ Gubernur DKI Jakarta dengan Kapolda Metro Jaya. Tujuan akhir dari kegiatan ini adalah generasi mendatang akan melek literasi digital dan berprilaku anti korupsi.

“Semoga sosialisasi yang dilaksanakan bisa membawa dampak positif bagi anak-anak usia sekolah sebagai bentuk concern kami (Ditreskrimsus Polda Metro Jaya) terhadap kondisi yang terjadi saat ini,” harapnya.

Senada dengan apa yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana. S.Pd., M.Pd. “Pada dasarnya pembelajaran tentang Pendidikan anti korupsi dan literasi digital dari siber memang harus ditanamkan kepada anak-anak usia sekolah. Pemprov DKI Jakarta khususnya Dinas Pendidikan sangat menyadari bahwa tugas mengajar generasi bangsa tidak akan sanggup di emban oleh Disdik sendiri karena membutuhkan pengetahuan profesional lintas Profesi sebagaimana program yang diinisiasi oleh Ditreskrimsus Polda Metro Jaya,” urainya.

Selain sudah terlihat krisis sosialisasi baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat yang dialami oleh anak-anak usia sekolah. Dengan kehadiran anggota Polri langsung ditengah siswa, diharapkan para siswa dapat lebih tertarik untuk memahami masalah cerdas dalam bergawai dan karakter anti korupsi tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta berharap Program Polisi Mengajar ini bukan hanya menyasar kepada siswa sekolah saja, tetapi juga kepada komunitas guru-guru yang ada di wilayah DKI Jakarta sebagai sharing knowledge. “Jika sosialisasi ini berdampak baik, nantinya komunitas sekolah tersebut juga turut menjaga program Polisi mengajar ini agar terus berkesinambungan,” tutup Nahdiana.(Red/Hum)